Rabu, 20 Oktober 2010

PSIKOLOGI SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia yang hidup di bumi ini tidak dapat bertahan hidup di dalam kesendirian. Sekalipun merupakan seorang manusia yang sangat mandiri, namun tetap membutuhkan sesama. Hal ini terjadi karena manusia merupakan mahluk sosial yang saling berinteraksi dengan manusia yang lain. Sejak manusia itu lahir sudah dapat bersosialisasi dengan manusia lain. Cara bersosialisasi manusia yang satu dengan manusia yang lain berbeda-beda. Cara bersosialisasi manusia yang satu dengan manusia yang lain dipengaruhi oleh banyak penyebab. Sosialisasi manusia dimulai dari dalam keluarga sampai pada masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah munculnya psikologi sosial?
2. apa itu psikologi sosial?
3. apa saja objek psikologi sosial?

1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah, dan mengerti makna dari psikologi sosial, serta objek dari psikologi sosial itu sendiri.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 3 bagian atau bab, yakni; pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, serta sistematika penulisan; pembahasan atau isi yang mengulas tentang sejarah psikologi, pengertian dan juga objek psikologi; dan penutup.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH

 Pendapat Plato dan Aristoteles, bahwa ada hubungan jiwa antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, yang disebabkan adanya bakat sosial pada manusia, atau instink sosial pada manusia.
 Teori Thomas Hobbes (guru raja Charles II di Inggris) tentang terbentuknya masyarakat dan Negara. Teori ini bertentangan dengan pendapat pertama, yaitu bukan karena adanya instink sosial, melainkan karena adanya hasrat mempertahankan diri yang ada pada manusia. Karena adanya hasrat dan instink tersebut tidak pernah mendapat ketentraman hidup maka kemudian manusia mengadakan suatu perjanjian, yang akhirnya dibentuklah suatu badan yang diserahi kedaulatan tiap-tiap individu beseta hak kekuasaan. Dan inilah yang disebut pemerintahan.
 Akibat berat dan banyaknya penderitaan pada Negara-negara pendudukan terutama di Eropa , maka disana sering terjadi peperangan,pemberontakan, pengungsian, dan masalah- masalah sosial lainnya yang banyak menarik perhatian para ahli psikologi. Peristiwa yang terjadi pada masalah-masalah ini kemudian diselidiki dan timbulah suatu cabang psikologi baru, yaitu psikologi sosial, yang lahir pada tahun 1940.

2.2 PENGERTIAN
Psikologi sosial adalah telaah tentang cara berpikir, merasa, dan bertindak dalam lingkungan sosial dan pengaruh lingkungan sosial terhadap pikiran, Perasaaan, dan tindakan kita. Bagaimana kita dapat menghayati dan menafsirkan perilaku dan motif orang lain? Bagaimana keyakinan dan sikap kita terbentuk? Apa yang menentukan hah-hal yang kita cintai dan benci?
Psikologi sosial juga adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka. Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. Psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Psikologi social mendasarkan pendekataanya pada topik tentang dua pengamatan fundamental mengenai perilaku manusia. Pertama, perilaku merupakan fungsi dari orang dan situasinya. Seperti yang telah kita ketahui, setiap orang akan bertindak dengan caraberbeda dalam situasi yang sama; setiapperilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang dibawanya ke dalam suasana tertentu. Psikologi sosial berfokus pada telaah tentang pengaruh sosial

Pengamatan kedua yang mendasari psikologi sosial adalah bahwa jika orang menentukan situasi sebagai hal yang nyata, mereka akan bersifat nyata terhadap akibatnya. Artinya, orang tidak akan hanya bereaksi pada cirri objektif suatu situasi, tetapi juga pada penafsiran objektifnya sendiri. Inilah yang menyebabkan mengapa orang yang berbeda tidak berperilaku sama dalam situasi objektif yang serupa. Orang yang menafsirkan tindakan yang menyakitkan sebagai akibat dari reaksi kedengkian akan berbeda dengan orang yang menafsirkan tindakan yang sama sebagai akibat ketidakmampuan. Karena alasan ini, psikologi sosial berkaitan dengan proses penghayatan sosial dalam penafsiran sosial- yaitu, berkaitan dengan strategi kita untuk mengolah informasi sosial dan sistematik yang mungkin ada dalam strategi tersebut

2.3 OBJEK PSIKOLOGI
Objek psikologi sosial adalah hubungan antara orang-orang banyak. Sedang orang-orang banyak yang mempunyai hubungan sosial adalah yang:
1. Semua anggotanya mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan persekutuan itu.
2. semua anggotanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama
3. persekutuan itu terbentuk karena persamaan nasib dan tujuan tersebut
4. tali yang mengikat adalah tali yang bersifat alami, asli

Menurut plato, pada tiap-tiap manusia terdapat kekuasaan-kekuasaan:
1. pikiran
2. kemauan, dan
3. keinginan
Berdasarkan teori psikologinya ini, Plato pun berpendapat bahwa masyarakat yang baik pun harus terdiri dari manusia-manusia yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
1. Lapisan manusia yang masing-masing terdiri dari manusia yang dikendalikan oleh pikiran yang kuat , sebab manusia-manusia inilah yang sanggup berlaku jujur, tertib dan bijaksana. Bagi Negara, manusia inilah yang sebenarnya harus memegang pemerintahan atau menguasai Negara.
2. Lapisan manusia yang masing-masing terdiri dari manusia yang dikendalikan oleh kemauannya yang kuat, sebab manusia inilah yang sangat pemberani. Bagi Negara manusia inilah yang harus menjadi alat-alat pemerintahan: tentara, polisi, para pegawai negeri dan sebagainya.
3. Lapisan manusia yang masing-masing terdiri dari manusia-manusia yang dikendalikan oleh keinginan yang kuat. Sebab manusia inilah yang selalu bekerja untuk keinginannya itu. bagi Negara, manusia inilah yang baiknya menjadi rakyat jelata.

Psikologi sosial yang menyelidiki jiwa manusia.
a. Yang diselidiki oleh psiklogi sosial ialah gejala-gejala psikis manusia dan cara manusia bertingkah laku, seperti yang ditimbulkan atau dipengaruhi adanya hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain.
b. – Ditinjau dari segi objek, ada perbedaan antara psikologi social dan psikogi umum, yaitu :
Objek psikologi sosial adalah gejala psikis manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lain, dan cara bertingkah laku manusia oleh psikologi sosial tidak dilepaskan dari latar belakang sosilnya. Sedang objek psikologi umum ialah gejala psikis manusia sebagai seorang individu. Lepas dari latar belakang social yang diselidiki, hanya pada peristiwa-peristiwa manusia tertentu
- Ditinjau dari segi metode, ada pula perbedaannya, yaitu:
Dalam psikologi umum, penyelidikan dilakukan dengan sengaja, dalam situasi yang dibuat-buat dan terlepas dari masyarakat. Dengan kata lain penyelidikan itu dilakukan didalam laboratorium dengan macam-macam metode. Namun dalam psikologi sosial, penyelidikan tidak dilaboratorium melainkan didalam masyarakat. Sebab manusia yang diseladiki tidak boleh terlepas dari masyarakat yang melatarbelakangi, Karena itu metode yang digunakan dalam penyelidikan itu ialah metode mengerti dan oerbuatan perbuatan, sebab-sebab, pengaruh-pengaruh dan sebagainya dari orang-orang yang diselidiki itu.

a. Perbuatan, perasaan etika, dan pandangan hidup manusia dipengaruhi oleh latar belakang sosial. Dapat diterangkan dengan contoh berikut:
Di Alor, berdusta ialah suatu hal yang biasa. Yang tidak demikian halnya dengan di daerah-daerah atau Negara-negara lain, yang tetap mengatakan bahwa perbuatan itu tetap berada dalam bidang tidak etis
b. Intelegensi dipengaruhi oleh latar belakang sosial. Contohnya:
Dalam melaksanakan suatu tesis, orang mendapatkan hasil yang berlainan pada lingkungan yang berlainan pula. Misalnya suatu tesis mendapatkan hasil yang sangat baik dari anak yang hidup di lingkungan kaum buruh dan mendapatkan hasil yang sama sekali tidak baik dari anak-anak yang hidup dari kalangan tani, karena tesis itu memang mengandung factor-faktor yang diambil dari lingkungan kaum buruh tersebut. Hal unu terjadi karena sejak lahur sampai perkembangan jiwanya mencapai kemasakan, anak itu selalu berada di lingkungan itu. dan alam sekitar itu, bagi anak adalah satu dengan dirinya. Jadi sebagian besar pertumbuhan jiwa anak itu dipengaruhi oleh lingkungan, namun selain latar belakang sosial, intelegensi juga dipengaruhi oleh:
1. Bakat
2. Minat
3. Pendidikan
4. Kemasakan jiwa


Kedudukan keluarga dalam masyarakat adalah sangat penting.
a. Keluarga adalah bagian mutlak dari masyarakat, yang mendukung terbentknya masyarakat, yang mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan masyarakat. Dan keluarga itu sendiri sebenarnya adalah masyarakat kecil. Kerusakan yang terdapat dalam keluarga, banyak berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
b. Karena anak lahir dalam dan dari keluarga, serta untuk beberapa tahun ia hidup dan berkembang dalam keluarga, maka hampir seluruh perkembangan jiwa raganya ditentukan oleh keluarga itu. hal-hal yang terjadi dalam keluarga sangat berpengaruh dalam masa pertumbuhan anak itu. inilah yang menjadi bekal bagi anak, yang nanti akan dibawahnya terjun kedalam masyarakat.

Kelainan yang terjadi dalam keluarga adalah karena keadaan-keadaan sebagai barikut:
1. Adanya keluarga yang miskin dan kaya
2. Ada keluarga yang besar dan yang kecil
3. Suasana yang terdapat dalam keluarga yang berlainan
4. Ada keluarga yang beradat kuno dan yang berdat modern,dan sebagainya.
Keluarga yang sehat dan harmonis merupakan sendi pula bagi kesehatan dan keharmonisan rakyat.
Dari keluarga yang modern, dikhawatirkan terdapat suatu kegemaran untuk kawin cerai. Yang ini berarti telah hilang sendi-sendi keharmonisan dan kesehatan keluarga. Sebab anak-anak yang lahir dari keluarga yang demikian minim ataupun tidak mendapat perawatan, bimbingan dan juga kebiasaan-kebiasaan baik dari orang tuanya., karena tidak ada kesempatan untuk melakukan hal seperti itu. kejahatan-kejahatan atau kelakuan-kelakuan tidak senonoh dari anak-anak kebanyakan berasal dari keluarga yang demikian itu. Dan jika hal itu dibawa ke masyarakat, terdapatlah pula sendi yang rapuh dalam masyarakat itu. dan sifat perbuatan yang demikian adalah sumber keruntuhan masyarakat.

Di sekolah kelas juga merupakan suatu kesatuan sosial psikologis. Karena itu untuk mencapai hasil yang memuaskan, kelas tidak boleh terlalu besar. Keuntungan kelas yang kecil adalah:
1. Makin kecil kelas, maka guru makin mudah pula menguasai dan mengendalikannya.
2. Dalam kelas yang kecil, anak-anak mudah saling mengenal hingga persatuan mudah tercapai dan mudah pula digerakan untuk suatu tugas.
3. Kelas yang kecil, lebih banyak memberikan kemungkinan-kemungkinan pedagogis, sebab guru lebih muda mencapai kesesuaian dengan anak-anak nya. Hal-hal ini menjamin keberhasilan dalam mencapai keberhasilan dalam pendidikan dan pangajaran.


Guru juga harus memperhatikan keharusan-keharusannya sebagai guru, yakni:
1. Mengetahui benar-benar sifat-sifat anak didiknya
2. Berlaku adil
3. Bertingkah dengan serba wajar, dan sebagainya. Hingga dalam kelas guru dapat menghidupkan jiwa dan semangat kerja kelas itu


Murid juga mempunyai pandangan terhadap guru yang didasarkan pada tindakan-tindakan guru di rumah, dimasyarakat maupan disekolah. Misalnya dapat dilihat di sekolah:
1. Adakah guru itu benar-benar akan memberikan pendidikan dan pengajaran atau hanya bertindak dengan serba paksa.
2. Wajar atau dibuat-buatkah tingkah laku guru itu.
3. Erat atau renggangkah hubungan dengan murid-muridnya, dan sebagainya.












BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial Manusia diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan. Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial Manusia, semakin bagus tata cara keluarga, maka psikologi sosial anak juga semakin bagus. Psikologi sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian manusia, manusia yang mempunyai daya intelegensi yang tinggi, psikologi sosial yang baik pada umumnya memiliki kepribadian yang baik.



















DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu,Umar.M.2004.Psikologi Umum.Surabaya.bina ilmu
Atkinson.R,Atkinson.R.C,Hilgard.E.1983.Pengantar Psikologi.Jakarta.Erlangga
Gunarasa.S.1986.Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.Jakarta.Gunung Mulia
Nesdey, Juli 2, 2008
Wikipedia psikologi sosial

















































OLEH :

SELFINA D. KAMBUAYA (0090740079)
SELPIA PALING (0090740088)
DANIEL BONAI (0090740017)
URUWAYA (0090740232)
MARIA ANASTASIA AWUNIM (0090740002)
APRILIANI ISNAINI (0090740039)
HERLINA KILMAS (0090740116)
LUCIANUS GEONG (0090740123)




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar